Sabtu, Juli 27, 2024
spot_imgspot_img

FAKTA TERBARU

Warga Blembem Kecewa, Telah Menelan Anggaran Ratusan Juta Rupiah Proyek Pembangunan Balai Padukuhan Berakhir Mangkrak

Advertisementspot_imgspot_img
Advertisementspot_imgspot_img

Semin (Fakta9.com)_ _// -Warga masyarakat Padukuhan Blembem, Candirejo, Semin, Gunungkidul mengeluhkan pembangunan Balai Padukuhan yang tidak kunjung jadi. Padahal masyarakat dan pemerintah telah mengucurkan dana hingga mencapai ratusan juta rupiah.

Diceritakan oleh Jito, salah satu warga Padukuhan Blembem jika untuk merealisasikan keinginan memiliki balai padukuhan, warga secara sukarela telah berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 33 Juta. Bahkan melalui aspirasi dari anggota DPRD Gunungkidul pemerintah juga membantu anggaran sebesar Rp 20 Juta yang diberikan kepada pemerintah Kalurahan Candirejo.


Baca juga : Bupati Gunungkidul Resmikan Instalasi Air Minum Dan Sumur Bor

Dari jumlah uang yang totalnya mencapai Rp 53 Juta tersebut, kemudian dibelikan tanah untuk dijadikan lokasi pembangunan balai padukuhan.

“Totalnya ada Rp 53 juta, itu untuk membeli lahan dengan harga Rp 50 juta. Jadi Kami masih mempunyai sisa Rp 3 juta.” Ucapnya, Rabu (27/12/2023).

Kemudian seiring berjalannya waktu, pada tahun 2023 ini, pemerintah Kalurahan Candirejo kembali mendapatkan gelontoran dana dari pemerintah yang nominalnya mencapai Rp 200 Juta untuk membangun Balai padukuhan.

Dan akhirnya bangunan Joglo yang menelan biaya sebesar Rp 83 Juta pun sempat dibangun di atas lahan yang telah di beli sebelumnya.

Namun, karena kecewa dalam pelaksanaanya proses pembangunan balai Paduluhan tidak sesuai pagu anggaran, maka joglo yang telah dibangun akhirnya dibongkar oleh salah seorang warga.

“Joglo sempat berdiri, akan tetapi dibongkar lagi oleh Sriyanto. karena menurut kami bangunan tersebut tidak sesuai dengan anggaran yang di gelontorkan. Dan sekarang bangunannya mangkrak seperti ini.” Terangnya.

Baca juga : Tak Terima Diputus, Seorang Pemuda Sebar Video Syur sang Mantan


Pembongkaran bangunan Joglo yang telah berdiri itu lantaran warga merasa kecewa terhadap pelaksana kegiatan yang terkesan asal-asalan dan tidak sesuai pagu anggaran yang ada.

“Intinya kami bukan kecewa sama pemberi bantuan, namun kepada pelaksana kegiatan pekerjaan yang menurut kami cuman asal – asalan.” Tegasnya.

 

Advertisementspot_img
Advertisementspot_img

FAKTA TERBARU

Advertisementspot_img
Advertisementspot_img

BACA JUGA