Jumat, Maret 29, 2024
spot_imgspot_img

FAKTA TERBARU

Dinas Kebudayaan Bakal Menggali Potensi Untuk Mempopulerkan Kembali Musik Campursari Sebagai Ikon Gunungkidul.

Advertisementspot_imgspot_img
Advertisementspot_imgspot_img

Patuk, (fakta9.com)__Musik campursari adalah genre musik asli Indonesia. Yang memadukan antara bebrapa jenis musik tradisional dengan modern.

Jenis alat musik yang digunakan pun adalah campuran antara alat musik tradisional seperti gamelan dengan alat-alat musik barat, seperti gitar, keyboard, bas, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Dalang Kondang Ki Seno Nugroho Meninggal Mendadak

Pernah berjaya pada sekitaran tahu 90-an dan awal tahun 2000. Pertama kali dipopulerkan oleh alm. Manthous pada sekitaran akhir tahun 80-an. Beliau menambahkan instrumen keyboard dalam pertunjukkan gamelan.

Panewu Patuk sedang menyanyikan lagu Campur sari (foto.doc.fakta9)

Campursari pernah mengalami kritik karna dianggap mengubah tradisi Jawa. Namun, justru kebanyakan orang berpendapat jenis musik memberi sentuhan baru pada musik tradisional di Jawa.

Pada tahun 1993, Pak Manthous mendirikan Grup musik campursari Maju Lancar Gunung Kidul.

Garapannya menampilkan kekhasan campursari dengan langgam-langgam Jawa yang sudah ada. Ada warna rock, reggae, gambang kromong, dan lainnya.

Panewu Patuk saat melakukan pemotongan tumpeng sebagai tanda pengukuhan FCKP (foto.doc.fakta9)

Ada juga tembang Jawa murni seperti Kutut Manggung atau Bowo Asmorondono, dengan gamelan yang diwarnai keyboard dan gitar bas.

Pengukuhan Forum Campur Sari Kapanewon Patuk (FCKP), yang dilaksanakan di pendopo Kapanewon Patuk, ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Panewu Patuk, R Haryo Ambar Suwardi SH M.Si. Forum tersebut bertujuan untuk melestarikan kesenian musik campur sari asli Gunungkidul.

Dalam kesempatan itu Sudarto spd selaku ketua Forum campursari se-Gunungkidul mengatakan keprihatinan terhadap musik campursari yang mulai tergeser oleh musik dangdut atau keroncong dangdut,

Baca Juga : Tragiss..!! Pamit Untuk Berladang, Lansia di Temukan Tewas Penuh Luka Bakar

“Ditahun ini memang diprogramkan untuk menggali potensi, sekaligus melakukan penyaringan, untuk mempopulerkan kembali musik campursari yang belakangan ini meredup,” ungkapnya

Dimana nantinya Dinas Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul dalam waktu dekat akan mengadakan acara live striming gebyar campursari dari perwakilan 18 Kapanewon.

“Ini merupakan wujud dari kepedulian Dinas Kebudayaan untuk mempopulerkan kembali keberadaan musik campur sari,” imbuhnya.

Baca Juga: Mengkonsumsi Air Yang Banyak Mengandung Zat Kapur, Dapat Menyebabkan Gangguan Kesehatan

Untuk itu sudarto mengharap dari rekan-rekan seniman untuk tetap menjaga eksistensi musik campursari sebagai ikon asli budaya Gunungkidul.

(Bnd_fakta9)

Advertisementspot_img
Advertisementspot_img

FAKTA TERBARU

Advertisementspot_img

BACA JUGA