WONOSARI, (Fakta9.com)__//Gunungkidul memiliki alam yang indah dan bervariatif, dari mulai pantai, goa, bukit, air terjun, pegunungan, tempat bersejarah serta wisata budaya maupun wisata religi. Semua itu sangat potensial untuk dijadikan objek wisata.
Oleh sebab itu, pengelola destinasi wisata tentunya harus memahami pelayanan prima (service exellence) agar tempat wisata tersebut selalu dirindukan untuk didatangi kembali serta memberikan kenangan yang mengesankan kepada para wisatawan.
Sekretaris Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Gunungkidul, H.Warsidi, ST, Msi, MM menyampaikan jika industri pariwisata sangat berkaitan erat dengan industri perhotelan serta restoran (rumah makan).
“Faktanya, industri perhotelan dan restoran menjadi tulang punggung yang mendukung sektor pariwisata.” terangnya, Rabu (11/05/2022).
Untuk itu sangat penting bagi pengelola wisata, hotel maupun restoran yang bergerak dibidang jasa sebagai menu jualannya, harus menerapkan service exelent (pelayanan prima) terhadap pengunjung/ wisatawan.
“Pengunjung harus dibuat puas dengan pelayanan yang kita berikan. Sehingga mereka (wisatawan) terkesan dan ingin kembali berkunjung ke Gunungkidul.” jelasnya.
Dengan begitu, menurut Warsidi, akan berdampak dengan meningkatnya kunjungan wisata. Dan tentu saja dapat memingkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Gunungkidul.
Warsidi yang juga sebagai Wakil Ketua Badan Pengurus Cabang Pengusaha Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Gunungkidul ini berharap, jangan sampai penyedia jasa menerapkan aji mumpung dengan menaikkan harga pelayanan diluar ketentuan ketika kunjungan wisata meningkat. Karena tentu saja hal ini juga akan berdampak pada citra pariwisata Gunungkidul.
“Yang menjadi perhatian adalah bagaimana menarik para pengunjung bisa kembali hadir, dan menjadikan Gunungkidul sebagai salah satu tujuan wisata yang favorit bagi keluarga,” Imbuhnya.
Untuk tetap menjaga citra positif di sektor pariwisata, di butuhkan mainset dari para pelaku penyedia jasa layanan untuk memberikan pelayanan yang sama pada saat pengunjung membludak seperti yang terjadi saat libur lebaran 2022, maupun saat hari biasa.
Para pelaku penyedia jasa harus merasa menjadi bagian dari komponen industri pariwisata Gunungkidul. Sehingga
“Para penyedia jasa khususnya di sektor pariwisata harus memahami pelayanan prima, sehingga destinasi wisata kita (Gunungkidul) selalu dirindukan untuk didatangi kembali,” Pungkasnya.
Reporter: Suryono