Rabu, April 17, 2024
spot_imgspot_img

FAKTA TERBARU

Menelisik Asal Usul Kalurahan Jepitu, Girisubo

Advertisementspot_imgspot_img
Advertisementspot_imgspot_img
Advertisementspot_imgspot_img
Advertisementspot_imgspot_img
Advertisementspot_imgspot_img
Advertisementspot_imgspot_img
Advertisementspot_imgspot_img
Advertisementspot_imgspot_img
Advertisementspot_imgspot_img

GIIRISUBO, (Fakta9.com)__//Banyak yang belum tahu cikal bakal lahirnya Kalurahan Jepitu, Kapanewon Girisubo, Kabupaten Gunungkidul.

Wilayah yang terletak 40 Km sebelah selatan pusat Kota Gunungkidul ini memang masih menyimpan misteri.

Konon menurut cerita yang berkembang dimasyarakat secara turun-temurun, leluhur mereka adalah orang sakti mandraguna, yang berperawakan gagah keturunan dari kerajaan Majapahit. Dia datang kewilayah tersebut untuk mensyiarkan ajaran Islam di wilayah pesisir selatan Gunungkidul.

Baca Juga : Wayang Tak Hanya Sekedar Tontonan, Namun Juga Tuntunan

“Kanjeng Gusti Wora Wari, yang pertama kali babat alas wilayah Jepitu.” terang juru kunci makam Kanjeng Gusti Wora Wari, Mbah Wogo Karyono

Dikatakan oleh mbah Wogo Karyono,. Jika semasa hidupnya, Kanjeng Gusti Wora Wari pernah memukul mundur tujuh kapal (jong) milik para penjajah yang akan menyerang warga.

“Dengan kesaktiannya ‘jong’ (kapal penjajah) diubah menjadi batu oleh mbah Wora Wari.” terangnya

Legenda tersebut dikaitkan dengan beberapa batu karang di wilayah Kedung Prahu (Pantai Wediombo) yang dianggap sebagai petilasan, karena beberapa karang, bentuknya dianggap mirip dengan kerangka perahu.

Baca Juga: Peran Keluarga Dalam Penanganan Resiko Pinjol

Menurut cerita yang lain, diwilayah tersebut mbah Wora Wari juga membangun sebuah tempat yang dipergunakan untuk mengajarkan ilmu agama kepada masyarakat sekitar.

Selain itu, mengenai Kanjeng Gusti Wora Wari seperti disampaikan oleh mbah Wogo Karyono adalah ketika beliau mengubah 7 buah tongkat menjadi pohon Joa.

“Tongkat diubah dadi wit Joa Jejer Pitu (pohon Joa berderet 7).” tutur mbah Wogo Karyono.

Pohon Joa yang berjejer Tujuh itulah yang kemudian menjadi cikal bakal nama Kalurahan Jepitu.

Hingga saat ini, untuk mengenang jasa-jasa beliau setiap tahunnya warga masyarakat Jepitu mengadakan acara ziarah makam Kanjeng Gusti Wora Wari untuk mendoakan belaliau serta mengadakan sedekah laut sebagai ungkapan Syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa.


Penulis : Andri Witriana dan Nurhuda Mukhlis
Mahasiswa STAI Yogyakarta

Advertisementspot_img
Advertisementspot_img
Advertisementspot_img
Advertisementspot_img
Advertisementspot_img
Advertisementspot_img
Advertisementspot_img
Advertisementspot_img
Advertisementspot_img
Advertisementspot_img
Advertisementspot_img
Advertisementspot_img
Advertisementspot_img
Advertisementspot_img

FAKTA TERBARU

Advertisementspot_img

BACA JUGA