Selasa, Desember 3, 2024
spot_imgspot_img
Advertisementspot_img

FAKTA TERBARU

Perbedaan Awal Puasa Ramadhan Harus Disikapi Dengan Toleransi dan Saling Menghormati

Advertisementspot_img

GUNUNGKIDUL, (Fakta9.com)_ _// Perbadaan awal puasa antara PP Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU) dan Pemerintah tidak mengurangi kebersamaan umat islam di bulan Ramadhan 1443 Hijriyah.

PP Muhammadiyah sejak jauh hari memang sudah menetapkan awal puasa dengan metode perhitungan astronomis atau hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dan menetapkan 1 Ramadan jatuh pada 2 April 2022.


Baca Juga : Hari Ini, Bus Sekolah Gratis Milik Pemkab Gunungkidul Mulai Beroprasi


Sedangkan Pemerintah dan NU pemerintah dan NU menggunakan kriteria rukyatul hilal pada 29 bulan Sya’ban (1 April 2022 lalu) dan menentukan puasa pada Minggu 3 April 2022.

Meski terjadi perbedaan awal puasa Ramadhan 1443 Hijriyah, Pimpinan Pondok Pesantren Moder Mohammadiyah Daarul Khoir, KH.Muhammad Arif Darmawan menyampaikan jika perbedaan dalam mengawali puasa Ramadhan tidak hanya kali ini saja terjadi.

Dilanjutkan olah Muhammad Arif, bila antara Muhammadiyah maupun Nahdlatul ulama (NU) memiliki metode masing-masing yang diyakini dalam menentukan awal bulan Ramadhan.

“Saya sendiri berpedoman pada hasil hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.” tandasnya.

Meski demikian, ia mengajak umat islam di Gunungkidul tetap saling menghormati adanya perbedan dan tetap menjaga kerukunan.


Baca Juga : Awal Puasa Ramadhan 1443 Hijriyah Berpotensi Berbeda, Umat Islam Diharap Saling Menghormati


Muhammad Arif menambahkan, menurutnya masyarakat butuh literasi yang baik untuk memahami perbedaan itu, sehingga orang tidak melihat perbedaan dari sisi produknya tapi juga memahami dan mempelajari terjadinya perbedaan untuk dapat disikapi dengan baik.

Senada di sampaikan oleh Ketua PCNU Kabupaten Gunungkidul, H. Sa’ban Nuroni, meskipun terjadi perbedaan awal Ramadhan antara Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama dan Pemerintah, ia mengajak umat islam di Gunungkidul untuk menjaga kerukukan umat beragama.

“Jika pun ada beda awal Ramadan, sudah semestinya kita mengedepankan sikap saling menghormati agar tidak mengurangi kekhusyukan dalam menjalani ibadah puasa,” ungkap H. Sa’ban Nuroni.

Suryono_Fakta9.com

Advertisementspot_img
Advertisementspot_img

FAKTA TERBARU

Advertisementspot_img
Advertisementspot_img
Advertisementspot_img

BACA JUGA