NGLIPAR,(Fakta9.com)_ _//Bertepatan dengan malam 1 Suro atau 1 Muharam 1444 hijriyah, warga kalurahan Pengkol, Kapanewon Nglipar melaksanakan jamasan pusaka.
Sebelum dilakukan jamasan, masyarakat setempat memanjatkan doa Yasin, tahlil serta melantunkan sholawat dan memberikan santunan kepada anak yatim.
Tak hanya masyarakat setempat saja, agenda tahunan yang di gelar di Rumah Budaya Kalurahan Pengkol ini juga dihadiri masyarakat dari luar daerah Gunungkidul.
Baca Juga : Dua Kurir Narkoba Lintas Provinsi Ditangkap, Polisi Sita 10 Kg Sabu
Jumiyo, S.Pd warga setempat menyampaikan jika agenda jamasan pusaka ini rutin digar setiap malam 1 Suro diokasi tersebut.
“Ini merupakan tradisi adat menyongsong tahun baru islam yang kami adakan disetiap tahunnya,”Terangnya(30/09/2022).
Dalam rangkaian acara yang juga dihadiri abdi dalem kraton Ngayogyakarta itu, setelah melaksanakan doa bersama lalu dilanjutkan dengan acar kenduri. Dan diikuti kirab Pusaka, yaitu Tombak Koro Welang, Tombak Kyai Umbul Katon, Payung Agung, Cemeti Pamuk.
Kemudian dilanjutkan dengan prosesi serah terima pusaka dari juru kunci Rumah Budaya Joko Nalendro kepada tokoh adat dilaksanakan. Satu persatu pusaka tersebut diserahkan kepada abdi dalem Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat yang kebetulan juga warga setempat.
“Keempat pusaka tersebut diarak menuju pemakaman Ki Ageng Damar Jati diikuti oleh puluhan warga Pengkol. Di sana pusaka tersebut dijamasi menggunakan ramuan jeruk nipis.” ungkapnya.
Usai dibersihkan pusaka-pusaka itu dikembalikan ke Rumah Budaya. Dan dilanjutkan prosesi kuras gentong Kyai Sobo.
Setelah selesai dikuras, Gentong Kyai Sobo kemudian diisi kembali dengan air dari tujuh curug, dan tujuh tempur sungai yang ada di Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Sementara, juru kunci Rumah Budaya Pengkol, W.Joko Narendro menyampaikan setelah rangkaian acara tersebut selesai selanjutnya dilaksanakan jamasan orang atau ruwat dengan cara mandi keramas di saat malam 1 Suro.
Baca Juga : Ricuh Suporter di Yogyakarta, 5 Orang Ditetapkan Sebagai Tersangka
Sumber air yang dipergunakan untuk jamasan orang, menurut W.Joko Narendro berasal dari 7 sumber air yang berasal dari pulau jawa serta ditambah dari 7 tempuran sungai yang ada di kapanewon Nglipar.
Kegiatan Rutin Tahunan ini menurut W.Joko Narendro juga merupakan salah satu cara untuk nguri-uri kabudayan atau melestarikan adat budaya.
“Harapan kedepan tradisi ini bisa tetap terus dilaksanakan supaya ‘Wong Jowo Ora Lali Jawane,'(Orang Jawa Tidak Lupa Akan Jawannya),” Pungkasnya.