GUNUNGKIDUL, (Fakta9.com)__//Dimusim panen kali ini, petani keluhkan rendahnya harga singkong yang terus mengalami penurunan.
Untuk meningkatkan harga jual, petani harus mengupas terlebih dahulu ketela miliknya kemudian dijemur untuk dikeringkan. Tentunya hal tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama dan proses yang panjang. Untuk menghasilkan gaplek dengan kualitas yang bagus, saat proses pengeringan tidak boleh terkena air hujan.
Baca Juga: DPRD Gunungkidul Sosialisasikan Pentingnya Arsip Bagi Organisasi
Disampaikan oleh Wasiyem (50) Warga Padukuhan Baros Kalurahan Monggol Kapanewon Saptosari, yang menggarap tanah kas Kalurahan satu hektar selama tiga tahun terakhir tersebut mengatakan jika panen kali ini dirinya mendapatkan hasil ketela mencapai 2 ton.
Namun berbeda dengan tahun sebelumnya jika untuk panen kali ini, tengkulak lebih memilih membeli gaplek kering dibandingkan dengan ketela yang masih basah.
“Kalau dulu saya jualnya ketela bukan gaplek perkilo Tujuh Ratus Rupiah.” ‘jelasnya kepada fakta9.com ,Selasa, (7/09/2021).
Namun kali ini, untuk menjual hasil pertaniannya Wasiyem harus mengubah ketela miliknya menjadi Gaplek. Meskipun harga jual memang cukup tinggi, namun pastinya membutuhkan waktu lama untuk prosesnya.
Baca Juga: Serbuan 100 Ribu Vaksin Sinovak Kodim 0730/GK
“Setelah diubah menjadi gaplek harga jual Rp 2 Ribu per kilo. Dan harus ke Pasar Trowono.” terangnya.
Sedangkan untuk ketela basah harga perkilonya tidak sampai Seribu Rupiah.
Vitri_Fakta9.com