PLAYEN (Fakta9.com)_ _// Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul bersama Gapoktan Sido Maju dan Poktan Gayamrejo melaksanakan panen perdana kedelai di Bulak Sawahan, Bleberan, Playen, pada hari Selasa (27/12/2022) kemarin.
Dikatakan oleh Sumari selaku Ketua Gapoktan Sido Maju bahwa kedelai yang dipanen tersebut ditanam di lahan seluas 5 hektar dengan varitas Dega.
“Untuk keseluruhan kedelai di Bleberan mencapai 40 hektar di musim hujan tahun 2022-2023 ini.” Jelasnya.
Baca juga : Beat Vs Vixion, Empat Remaja Dilarikan ke Rumah Sakit
Sumari menyebut penanaman kedelai di wilayahnya tidak banyak menjumpai masalah terutama pasca panen karena di poktan Gayamrejo sudah mempunyai alat pengering berupa UV Dryer yaitu alat pengering plastik ultra violet.
“Setelah panen, nanti hanya memerlukan waktu 3 hari untuk dijemur di UV Dryer hingga kering dan kemudian siap diproses baik untuk konsumsi atau untuk benih.” Urainya.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Rismiyadi, SP.,MSi. menyampaikan ucapan terimakasih atas dukungan para poktan dan gapoktan yang telah mensukseskan penanaman kedelai di musim hujan.
“Saat ini merupakan panen perdana kedelai untuk musim tanam di Gunungkidul, nantinya setelah ini akan terus panen hingga mencapai 380 hektar sampai awal Januari dan ditambah yang akan panen di Bulan Febuari seluas 317 hektar dari hasil penanaman Desember 2022 secara tumpang sisip sebelum tanaman jagung panen.” Paparnya.
Resmiyadi berharap panen di penghujung tahun ini dapat ikut mendukung kebutuhan masyarakat dalam menyambut libur Natal 2022 dan tahun baru 2023.
“Untuk harga saat ini sangat bagus sehingga harapan kedepannya para petani antusias menanam kedelai. Di tahun 2023 direncanakan penanaman kedele seluas 5.400 hektar dan masih menerima tambahan calon petani yang berkeinginan menanam kedelai, kalau memungkinkan bisa dicapai 11.000 hektar.” Paparnya.
Baca juga : Berikut Rekayasa Arus Lalu Lintas di Kabupaten Gunungkidul Saat Malam Pergantian Tahun 2023
Sementara itu, Ir.Yuris Tiyono MSc selaku Direktur Aneka Kacang dan Umbi Kementan RI mengatakan bahwa pihaknya tengah menerapkan 2 jenis kegiatan untuk pengembangan kedelai di tahun 2023 yaitu pengembangan kedelai reguler dan korporasi.
Untuk pengembangan kedelai korporasi menggunakan sistem modern yaitu Precision Agriculture dengan dukungan alat mesin modern seperti mesin Colour Shooter untuk pasca panen sehingga bisa langsung memisahkan kedele jelek dan bagus lewat pembeda warna.
“Diharapkan petani Gunungkidul bisa menjalankan pengembangan Kedelai dengan sistem Korporasi di lahan seluas 100 hektar disamping kedelai reguler yang 5400 hektar, dan paling tidak bisa memanfaatkan kawasan lahan hutan sosial.” Ungkapnya.