Jumat, September 20, 2024
spot_imgspot_img
Advertisementspot_img

FAKTA TERBARU

Bupati Gunungkidul Berdialog Dengan Warga Penghayat

Advertisementspot_img

GUNUNGKIDUL, DIY (FAKTA9.COM)_ _// Dinas Kebudayaan menggelar dialog dengan puluhan warga penghayat kepercayaan di Joglo Taman Budaya Gunungkidul, Rabu (21/8/2024).


Baca Juga : Curi Sepeda Motor Bapak Kos, Pemuda Asal Bengkulu Terancam Hukuman 7 Tahun Penjara


Dalam sambutannya Bupati Gunungkidul, Sunaryanta sangat mengapresiasi semangat para warga penghayat, sebab sampai saat ini mereka masih memegang teguh tradisi dan budaya peninggalan nenek moyang dan mengajarkan pada generasi penerus.

“Sudah lama saya menantikan momentum seperti ini bertemu dengan saudara saya warga penghayat.” Ucapnya.

Bupati juga mengucapkan terimakasih kepada warga penghayat yang tergabung dalam beberapa aliran kepercayaan yang terus melestarikan budaya hingga sampai regenerasi kepada anak cucu di Bumi Handayani.

Dalam dialog Bupati mendapat banyak curhatan salah satunya kekawatiran yang dihadapi masyarakat penghayat tentang pendidikan. Namun bupati menjamin tidak akan ada diskriminasi di Gunungkidul.

“Disini ada Dinas Pendidikan saya menjamin tidak akan ada diskriminasi, semua warga negara memiliki hak yang sama.” Ujarnya.

Selain menjamin hak dan perlakuan yang sama bagi penghayat kepercayaan, yang mana hal itu sudah dijamin oleh Undang-Undang, termasuk kegiatan beribadah.

“Pemerintah Kabupaten Gunungkidul memberikan kebebasan untuk beribadah, karena secara undang-undang dilindungi dan mempunyai kesempatan dan hak yang sama untuk bisa beribadah sesuai kepercayaan masing-masing.” Ungkapnya.

Kepala Dinas Kebudayaan Gunungkudul, Agus Mantara mengatakan ada empat penghayat yang hadir dalam sarasehan tersebut diantaranya Pransoeh, Sumarah, Palang Putih Nusantara (PPN) dan Mardi Santosaning Budi (MSB).

“Penghayat ini turut berperan penting dalam upaya pelestarian, pembinaan dan pengembangan kebudayaan di Kabupaten Gunungkidul.” Terangnya.

Sementara itu, Ketua Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI), Suroso mengatakan bahwa di Gunungkisul ada 5 paguyuban yang dipayungi MLKI meliputi Palang Putih Nusantara, Sumarah, Mardi Santosa Ning Budi, Pransoeh, Mardi Santosaning Budi dan Kodrating Pangeran.

“Kami selalu hidup berdampingan dan tidak pernah ada gesekan.” Ucapnya.

Baca Juga : Curi Sepeda Motor Bapak Kos, Pemuda Asal Bengkulu Terancam Hukuman 7 Tahun Penjara


Suroso menambahkan jika aliran kepercayaan penghayat merupakan pegangan hidup dan budaya harus terus dilestarikan dan dikembangkan. Upaya pelestarian adat dan tradisi merupakan salah satu tugas pokok dari MLKI.

“Adab, budi pekerti serta nilai-nilai hidup yang luhur tidak lagi diajarkan. Oleh karena Itu budaya ini tidak hanya harus kita lestarikan, tapi harus terus kita kembangkan.” Tandasnya.

Advertisementspot_img
Advertisementspot_img

FAKTA TERBARU

Advertisementspot_img
Advertisementspot_img
Advertisementspot_img

BACA JUGA