WONOSARI, (FAKTA9.COM)__//Belakangan ini, marak munculnya hepatitis akut pada anak di berbagai benua, seperti Eropa, Amerika, dan Asia.
Penyakit ini ditemukan pada bayi usia 1 bulan hingga anak 16 tahun. Hingga saat ini, penyebabnya belum diketahui secara pasti.
Baca Juga : Melakukan Penganiayaan Dengan Pemberatan, Pemuda Bertato Meringkuk di Jeruji Besi
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, dr. Dewi Irawati, M.Kes meminta warga masyarakat untuk waspada terhadap penyakit hepatitis akut misterius.
Hal ini sebagai langkah untuk mengantisipasi penularan penyakit hepatitis akut ini khususnya di kalangan anak-anak.
“Hingga saat ini belum terdeteksi adanya kasus penyakit hepatitis akut di Gunungkidul. Namun kita terus melakukan pemantauan serta upaya antisipasi terjadinya penularan penyakit misterius ini.” ungkap Dewi Irawati, Jumat, (13/05/2022).
Sesuai dengan Surat Edaran (SE) Menteri Kesehatan, Dinkes Gunungkidul telah melakukan koordinasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan (faskes), baik puskesmas, klinik, dokter praktik, maupun rumah sakit terkait dengan penanganan gejala-gejala mirip hepatitis akut.
Kepala Dinkes Gunungkidul menerangkan jika hepatitis akut merupakan peradangan pada hati atau liver yang diaebabkan oleh bakteri maupun virus.
“Gejala penyakit ini antara lain deman, mual, muntah, nyeri perut, diare, atau BAK (kencing) berwarna seperti air teh dan buang air besar warna pucat.” Jelasnya
Selain itu, pasien dengan kondisi berat dapat mengalami kejang-kejang serta penurunan kesadaran.
Meski demikian, Dewi Irawati menghimbau masyarakat tidak perlu panik dengan penyakit hepatitis akut ini.
Baca juga : Ceting Mbah Salimah Hantarkan Evi Nurcahyani Raih Penghargaan Bupati Gunungkidul
“Tidak perlu panik, namun juga jangan menyepelekan penularannya (hepatitis akut).” tuturnya.
Pihaknya meminta masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan untuk mengantisipasi penularan penyakit tersebut.
Bayu_Fakta9.com