Kamis, Oktober 10, 2024
spot_imgspot_img
Advertisementspot_img

FAKTA TERBARU

Suka Manis?? Berikut Bahayanya Bagi Kesehatan Tubuh

Advertisementspot_img

Kesehatan (Fakta9.com)_ _// Tidak sedikit orang suka mengkonsumsi makanan dan minuman manis, namun apabila berlebihan akan berdampak buruk bagi tubuh.

Dilasir dari Alodokter.com, hidangan dengan kandungan gula tingggi dapat memicu berbagai gangguan kesehatan, diantaranya obesitas, diabetes hingga penyakit kanker.

Gula merupakan karbohidrat yang menjadi sumber energi bagi tubuh. Secara alami, gula bisa ditemukan pada buah-buahan atau produk susu. Konsumsi gula alami ini umumnya tidak berbahaya karena buah-buahan dan produk susu juga mengandung nutrisi lain, seperti serat dan kalsium yang diperlukan oleh tubuh.


Baca Juga : Pagi Buta, Rumah Warga Semin Hangus Terbakar


Sementara itu, gula tambahan yang biasanya dijumpai pada minuman dan makanan manis perlu diwaspadai. Jika dikonsumsi terlalu banyak, gula tambahan tersebut dapat memicu berbagai gangguan kesehatan.

Batas konsumsi gula yang dianjurkan adalah 54 gram atau sekitar 4 sendok makan per hari. Batas ini merupakan total gula dari semua minuman dan makanan yang Anda konsumsi dalam satu hari, termasuk buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian, susu, teh manis, boba, minuman bersoda, donat, atau keik.

Konsumsi gula harian yang melebihi batas dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai penyakit. Berikut ini adalah beberapa gangguan kesehatan yang mengintai di balik nikmatnya minuman dan makanan manis:

1. Obesitas

Konsumsi minuman dan makanan manis berlebihan acap kali menjadi penyebab utama kenaikan berat badan hingga obesitas.

Hal ini karena minuman dan makanan manis kebanyakan mengandung gula sederhana yang dapat meningkatkan rasa lapar, sehingga membuat Anda makan lebih banyak.

Selain itu, asupan gula berlebih juga dapat mengganggu metabolisme dan kemampuan tubuh untuk memproses lemak dan kolesterol.

2. Diabetes

Obesitas akibat konsumsi minuman dan makanan manis diketahui dapat meningkatkan risiko terjadinya diabetes tipe 2. Tak hanya obesitas, asupan gula berlebih secara terus-menerus juga bisa menyebabkan resistensi insulin yang memicu terjadinya penyakit diabetes.

3. Penyakit jantung

Risiko kematikan akibat penyakit jantung diketahui lebih tinggi terjadi pada orang yang gemar mengonsumsi minuman dan makanan manis.

Hal ini karena kadar gula berlebih dalam tubuh dapat menyebabkan obesitas, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi. Ketiga kondisi tersebut merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung.

Selain itu, konsumsi gula berlebih juga bisa menyebabkan aterosklerosis dan stroke.

4. Kulit berjerawat

Bahaya minuman dan makanan manis selanjutnya adalah memperparah atau menyebabkan kulit berjerawat. Kadar gula dalam tubuh yang melonjak tinggi dapat meningkatkan sekresi androgen, produksi minyak, dan peradangan. Kondisi-kondisi tersebut dapat memicu timbulnya jerawat di kulit.

Selain menyebabkan kulit berjerawat, minuman dan makanan manis juga dapat memperparah keriput di wajah dan mempercepat proses penuaan kulit.


Baca Juga : Pelaksanaan Pawai Takbir Keliling Diwarnai Bentrok Antara 2 Kelompok Pemuda


5. Penyakit kanker

Peradangan di tubuh, obesitas, dan resistensi insulin karena konsumsi gula berlebih diketahui dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kanker, seperti kanker payudara, kanker prostat, kanker usus besar, dan kanker esofagus.

6. Kerusakan gigi

Gula menjadi salah satu penyebab utama kerusakan gigi. Gula dari asupan minuman dan makanan manis yang menempel di gigi akan membantu bakteri menghasilkan asam dan mengikis email gigi.

Namun, kondisi tersebut tidak berlaku untuk gula alami dari buah-buahan dan sayuran. Gula alami ini relatif aman untuk kesehatan gigi selama dikonsumsi secara langsung. Jika diolah menjadi jus atau smoothie, gula dalam buah atau sayur akan terlepas dan justru memicu kerusakan pada gigi.

7. Depresi

Minuman dan makanan manis diketahui dapat meningkatkan risiko terjadinya depresi. Hal ini karena gula yang terkandung di dalam hidangan manis dapat menyebabkan ketagihan, serta meningkatkan kadar opioid dan dopamin di dalam otak.


 

Advertisementspot_img
Advertisementspot_img

FAKTA TERBARU

Advertisementspot_img
Advertisementspot_img
Advertisementspot_img

BACA JUGA