Oleh: Nazwar, S. Fil. I., M. Phil.
(FAKTA9.COM)__//”Dipikir Karo mlaku,” adalah di antara slogan yang populer di masyarakat Jawa khususnya kalangan muda yang aktif dan mulai bergeser dari kebiasaan orang atau tetua Jawa. Bukan tidak ada arti, ungkapan yang dalam bahasa Indonesia berarti “dipikir sambil jalan” menunjuk suatu atau berbagai hal yang menjadi pikiran, dipikirkan sambil berjalan. Berpikir jalan kerja pun jalan, kurang lebih begitu! Jangan sampai proses berpikir menghalangi pekerjaan atau menghentikannya.
Itu lah spirit orang Jawa, meski secara budaya, agama dan lainnya yang berkaitan dengan Jawa sering dikaji namun belum banyak spirit yang menjadi jiwa gerak orang Jawa tersebut.
Baca juga : Gunungkidul Harus Tingkatkan Kualitas Pendidikan Untuk Hadapi Tantangan Masa Depan
Sebagai contoh, orang Jawa terkenal sebagai pekerja keras, lantaran meski mereka pendatang di suatu daerah yang baru namun mereka tidak segan untuk giat bekerja terlepas rasa/ego masyarakat atau orang di daerah tersebut yang membentuk budaya, tata krama dan cara hidup masyarakat di sana. Namun, satu lagi yang .enjadi prinsip mereka adalah sebagai yang disabdakan Nabi Mulia Muhammad Shallahu ‘alaihi wa sallam bahwa orang yang berperangai halus yang paling mungkin akan mampu menaklukkan dunia.
Semangat kerja tidak semata berorientasi kekayaan, namun budaya yang telah menjadi karakter mereka menjadi masyarakat Jawa dengan mudah masuk dan menanamkan pengaruh berupa (jasa) di daerah tersebut sehingga dapat melahirkan rasa iba atau tidak berdaya.
Prinsip selanjutnya adalah menerima kenyataan, apa yang benar setidaknya dibenarkan dulu oleh hati dan diterima serta kemudian melanjutkannya dalam gerak juang perubahan dan pembangunan. Ini adalah di antara alasan dari paling bisa orang Jawa menerima berbagai tantangan hidup dan diterima oleh banyak orang khususnya Indonesia.
Baca juga : Perlunya Original Idea untuk Calon Bupati Gunungkidul Tahun 2024-2029
Maka eksistensi dan perluasan pengaruh sebagai suatu etnis dengan berbagai latar belakang termasuk agama secara kuat mengakar dan senantiasa tumbuh. Maka secara kenegaraan, orang Jawa tidak segan bahkan cenderung lebih semangat dalam membangun negeri dengan berbagai program negara dibanding suku atau etnis lain.
Tidak heran, orang Jawa lebih menerima perbedaan agama daripada menghalangi laju pembangunan negara. Nasionalisme yang telah tertanam dan terus tumbuh menjadi semangat dalam diri dan nampak kentara persatuannya dalam etnis Jawa.
Kiranya semangat positif dapat ditularkan kepada segenap anak bangsa lainnya agar jauh dari perpecahan dan sparatis serta menjadikan negara ini tidak ada kecemburuan yang memecah belah kesatuan negara dan konflik-konflik, begitu kira-kira!