GUNUNGKIDUL ( fakta9.com )_ _// Meningkatnya kasusnya Gantung diri ( Gandir ) yang terjadi pada tahun 2021 di Kabupaten Gunungkidul menjadi perhatian bagi semua pihak, bahkan pada Bulan Januari 2022 yang belum genap satu bulan penuh itupun sudah terjadi tiga kasus gantung diri di Kabupaten Gunungkidul.
Baca Juga : Begini Cara Mencegah Flu, Saat Musim Penghujan
Menanggapi maraknya kasus gandir di Kabupaten Gunungkidul, Dokter spesialis jiwa Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD ) Wonosari, dr. Ida Rochmawati, Sp.KJ, M. Sc menjelaskan bahwa penyebab gantung diri ialah multi faktor atau tidak ada satu penyebab tunggal yang menyebabkan seseorang mengabil tindakan bunuh diri.
Namun secara umum, bunuh diri bukan merupakan salah satu tujuan, bunuh diri adalah Cry For Help dimana sesorang merasa tidak ada jalan keluar selain kematian.
Jadi bila bisa dianalogkan, bunuh diri itu adalah upaya dari seseorang untuk menghentikan nyeri batin.
“Artinya bila ada jalan keluar atau obat nyeri batin selain bunuh diri, maka seseorang tidak akan melakukan hal nekat bunuh diri,” Jelasnya.
Lebih lanjut, Ida Rochmawati menerangkan bunuh diri itu bukan sesuatu yang tiba – tiba, selalu ada tanda peringatan dan faktor resiko.
Faktor resiko ialah ganguan mental emosional yang berkaitan dengan depresi, perubahan hidup drastis dan kurangnya dukungan sosial, sehingga seseorang tidak menemukan alasan untuk apa mempertahankan hidup.
“Kita juga harus peka dengan tanda peringatan, sebagai contoh membuat surat atau menyampaikan kepada orang lain bahwa hidupnya sudah tidak berguna lagi meskipun dalam bentuk gurauan,” Terangnya.
Sebenarnya penanganan atau pencegahan bunuh diri itu harus dilakukan secara holistik, biologis, psikologis, sosial dan spiritual.
Baca Juga : Penanganan Pertama Korban Gigitan Ular Harus Tepat
Menurut dokter Spesialis Jiwa RSUD Wonosari tersebut, jika peran lingkungan juga sangat penting untuk melakukan deteksi dini terhadap tanda peringatan dan faktor resiko terjadinya gantung diri.
“Bilamana sudah terlanjur adanya kasus bunuh diri, selanjutnya kita semua harus duduk bareng mengkoordinasikan untuk intervensi agar kasus itu tidak terulang lagi.” Pungkas dr. Ida Rohmawati, Sp. Kj., M.Sc.
Danar_Fakta9.com