GUNUNGKIDUL, DIY (FAKTA9.COM)//— Seorang pelajar salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Gunungkidul berinisial DS warga Kapanewon Paliyan menjadi korban penyekapan dan penganiayaan.
Korban yang masih dibawah umur itu disekap dan dianiaya oleh dua orang dewasa di sebuah kandang ayam di wilayah Kalurahan Ngunut, Kapanewon Playen pada 7 Desember 2024 lalu.
Pasca aksi penganiayaan tersebut, DS menjadi trauma hingga takut untuk berangkat ke sekolah.
Menurut penuturan orang tua korban yakni K, jika awalnya pada 7 Desember 2024 sekitar pukul 21.00 WIB lalu DS ditelepon oleh temannya. Dia diminta datang ke kandang Ayam di wilayah Kalurahan Ngunut, Kapanewon Playen.
Baca juga: Tabrakan di Jalan Baru Playen, Pemotor Tak Sadarkan Diri
“Korban katanya ingin dikenalkan dengan temannya yang lain,”katanya.
Berdasarkan keterangan DS saat sampai di kandang ayam tersebut dia bersama dua orang pelaku yang berinisial P dan T bersama-sama menenggak minuman keras. Kemudian T meminta kaid yang saat itu dikenakan oleh korban.
Namun karena kaos yang saat itu dikenakan merupakan barang pinjaman, permintaan T tersebut di tolak oleh korban.
Mendapat penolakan itu T kemudian marah dan meminta sejumlah uang kepada korban.
“Anak saya dianiaya dan sempat disekap tidak boleh pulang kalau ndak ngasih uang,” imbuh orang tua korban.
Dalam pengaruh minuman keras T kemudian mengajak DS untuk keluar kandang ke jalan di depan kandang yang penerangannya sangat minim.
Disitulah pelaku T kemudian menganiaya DS dengan cara memukuli secara bertubi-tubi hingga melakukan penusukan di bagian leher dan di dada korban.
“Anak saya tidak mengetahui alat yang digunakan untuk menusuknya tersebut. Aksi penganiayaan berhenti ketika satu orang temannya yakni P melerainya. T kemudian masuk ke kandang dan P bersama anak saya,” tambahnya.
Setelah T kembali masuk kedalam kandang, dilokasi yang sama pelaku P ini kemudian kembali menghajar DS sertamenusuknya menggunakan sebuah gunting.
“Ditusuk 5 kali di dada dan punggung. Namun yang meninggalkan luka cukup dalam hanya 3 tusukan yaitu di bagian punggung. Para pelaku berhenti saat anak saya memohon ampun
Setelah menganiaya DS, kedua pelaku miminta uang sebesar Rp 200 ribu kepada korban. Dan jika tidak dipenuhi dia tidak boleh pulang.
Karena ketakutan dan saat itu tidak membawa uang, DS kemudian menghubungi orang tuanya untuk meminta ditransfer uang sesuai permintaam kedua pelaku.
Orang tua korban yang saat itu merasa curiga kemudian bertanya tujuan meminta ditranfer uang untuk keperluan apa.
“Saya tidak ingin mengirimkan uangnya jika dia tidak pulang. Namun anak saya menolaknya dan mengaku akan bercerita kalau sudah pulang nantinya. Senin pagi sekira pukul 07.00 WIB, istri saya transfer uang yang diminta. Baru setelah itu anak saya diperkenankan pulang,”imbuhnya.
Baca juga: Gegara Masalah Pekerjaan Sepasang Pemuda Mengalami Dugaan Penganiayaan
Sampai di rumah, korban kemudian menceritakan peristiwa penganiayaan tersebut kepada orang tuanya. Orang tua korban pun mendengar cerita itu langsung tidak terima dan mengajak anaknya untuk melaporkan kejadian itu ke Polisi.
“Anak saya sempat menolak karena ketakutan karena diancam oleh pelaku. Setelah meminta saran kepada pak Dukuh akhirnya kami resmi melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Playen,”imbuhnya.
Saat dikonfirmasi Kapolsek Playen AKP Sigit Tedja Permana ketika dikonfirmasi membenarkan ajarannya peristiwa tersebut. Jajarannya sudah melakukan penyelidikan terhadap laporan aksi penganiayaan tersebut.
“Kami mulai melakukan pemeriksaan kepada para saksi,”kata Sigit.