Jumat, November 22, 2024
spot_imgspot_img
Advertisementspot_img

FAKTA TERBARU

SEJARAH GUDEG SEBAGAI MAKANAN KHAS YOGYAKARTA

Advertisementspot_img

JOGJA(fakta9.com)–Tidak hanya orang Yogyakarta dan sekitar, gudeg juga digemari oleh masyarakat daerah lain. Cita rasa yang unik yakni gurih, manis, pedas, dan penggunaan sayur serta lauk pauk membuat gudeg menjadi makanan yang tidak sekedar mengenyangkan tetapi juga bergizi. Berikut ini adalah lima cerita menarik soal gudeg yang dilansir dari fakta9.com

Gudeg Jogja

Sejarah Gudeg

Pada abad ke-16, para prajurit Kerajaan Mataram membongkar hutan belantara untuk membangun peradaban yang kini terletak di kawasan Kotagede. Ternyata di hutan tersebut banyak terdapat pohon nangka dan kelapa. Lantas para prajurit mencoba memasak nangka dan kelapa dengan ember logam besar dan diaduk menggunakan pengaduk besar layaknya dayung perahu. Baca juga: Akhir Pekan di Yogyakarta, Cicipi 6 Gudeg Legendaris Ini Proses mengaduk itu disebut hangudek, asal usul kata gudeg. Dari masakan tidak disengaja itu lantas menjadi salah satu identitas Yogyakarta.

Gudeg Makanan Segala Golongan

Tidak hanya masyarakat dengan ekonomi mapan yang dapat menyantap gudeg. Seluruh golongan masyarakat dapat membuat dan menyantap gudeg sendiri, karena gudeg alias sayur nangka diberi areh (kuah santan kental) pun sudah nikmat disantap. Gudeg juga fleksibel, dapat disantap dengan berbagai lauk seperti tempe, daging ayam, dan telur.

Gudeg Disantap Kapan Saja

Jangan bingung jika ke Yogyakarta gudeg akan dijual sebagai sarapan, makan siang, makan malam, bahkan disantap saat subuh. Sebab, menurut Murdijati, orang jawa punya filosofi menikmati sesuatu paling bsia dilakukan malam hari. Disebut Mat Matan. Umumnya penyantap gudeg di malam hari adalah kaum laki-laki, selesai bekerja sampai sore lanats mengobrol sambil bersantap. Pagi hari, biasanya gudeg dijual dengan bubur bukan nasi, sehingga bisa disantap untuk sarapan anak-anak.

Gudeg Perpanjang Usia

Lewat penelitian ditemukan bahwa gudeg memiliki kandungan serat baik yang larut maupun yang tidak larut dalam jumlah tinggi. Kandungan serat gudeg banyak terdapat di nangka, rebung, atau manggar. Berkhasiat mengikat racun dan memperbesar volume feses. Berkat gudeg pula, orang Yogyakarta disebutkan Murdijati jarang terkena kanker usus besar. Gudeg juga memperkuat tulang karena kaya kalsium dan fosfor untuk menambah energi. Angka harapan hidup rata-rata orang Indonesia 67 tahun, di Yogyakarta mencapai 77,7 tahun. Salah satu penyebabnya adalah konsumsi gudeg yang tinggi.

Jalan Wilijan Tumpuan Kota Gudeg

Pada 1970-1980an, saat Yogyakarta digalakkan sebagai kawasan pariwisata, Jalan Wilijan dijadikan sebagai sentra gudeg. Di jalan ini berderet penjual gudeg dengan masakan serupa tetapi rasa berbeda. Kata Murdijati, setiap penjual punya pangsa pasar sendiri sehingga tidak takut akan kehilangan konsumen ketika digabungkan bersama di satu kawasan.

Penulis: Redaksi

Advertisementspot_img
Advertisementspot_img

FAKTA TERBARU

Advertisementspot_img
Advertisementspot_img
Advertisementspot_img

BACA JUGA