(Fakta9.com)__//Satu keluarga yang terlindas truk di wilayah Kapanewon Rongkop pada 25 Oktober 2021, tak dapat beraktivitas karena alami patah tulang.
Diceritakan oleh Harno (44) warga Padukuhan Sanggrahan 1, Kalurahan Munthuk, Kapanewon Dlingo, Kabupaten Bantul, jika sebelum kejadian rencananya ia bersama istrinya akan mengantar anaknya, Rizal (5) untuk mendapatkan pengobatan alternatif di wilayah Kapanewon Rongkop.
Baca Juga: Warga Binaan Lapas Kelas IIB Wonosari, Laksanakan Upacara Peringatan Hari Pahlawan
Namun naas, saat sampai di tanjakan wilayah Karangwuni, Rongkop, tiba-tiba ada truk bermuatan batako yang terpelorot dan melindas satu keluarga tersebut.
“Akibat kecelakaan tersebut, anak saya alami patah tulang di kedua kakinya, sedangkan kaki kanan istri saya harus diamputasi, dan kaki kanan saya juga harus mendapatkan perawatan.” Terang Harno dirumahnya Kamis (11/11/2021)
Diceritakan oleh Harno yang keseharian bekerja di toko mebel tersebut, jika saat ini istrinya masih trauma dan belum dapat diajak berkomunikasi pasca kejadian tersebut.
Sedangkan anaknya yang masih berumur 5 tahun itu terus menangis kesakitan pada bagian kedua kakinya karena yang saat ini masih terpasang gips.
Meski dalam hal pengobatan untuk keluarga tersebut telah mendapatkan jaminan asuransi dari Jasa Raharja serta BPJS, namun untuk perawatan lanjutan, serta kebutuhan hidup keluarga tersebut harus bergantung dari saudaranya yang lain.
“Untuk pengobatan alhamdulillah santunan dari Jasa Raharja dan, BPJS sudah cukup. Namun untuk yang lainnya saya pasrah dengan saudara-saudara saya yang lain. Karena saya sendiri belum dapat untuk bekerja.” jelasnya.
Baca Juga:Warga Binaan Lapas Wonosari Pantang Kendor di Era Pandemi
Untuk meringankan beban keluarga tersebut, team Media Fakta9.com menyalurakan bantuan sejumlah uang dari dermawan yang enggan disebutkan namanya.
“Ada dermawan yang menitipkan amanah kepada kami untuk menyampaikan bantuan ini kepada keluarga pak Harno.” Terang Hartanto (Toga).
Ia berharap bantuan tersebut dapat meringankan beban yang dialami keluarga pak Harno.
