SLEMAN, DIY, (FAKTA9.COM)__Enam orang yang mengaku berprofesi sebagai wartawan ditangkap Polisi, setelah melakukan pemerasan terhadap seorang wanita sebesar Rp 300 Juta di Sleman.
Para pelaku masing-masing berinisial DT (37), FMS (27), SH (27) dan YDK (24) keempatnya merupakan warga Bekasi, Jawa Barat.
Selanjutnya DTK (23) warga Klaten, Jawa Tengah dan HB (55) warga Kotagede Yogyakarta.
Baca juga: Bupati Gunungkidul Terpilih Menjadi Ketua KODRAT DIY
Kapolresta Sleman, Kombes Pol Edy Setyanto Erning Wibowo menjelaskan jika pada Selasa 11 Februari 2025 lalu, korban sebut saja Mrs. X didatangi para pelaku dirumahnya.
Berbekal sejumlah kartu pers layaknya wartawan sungguhan, mereka mengancam akan memviralkan aib korbanya.

“Pelaku ini mengatakan telah melihat korban keluar dari salah satu hotel di Sleman bersama seorang lelaki yang bukan suaminya. Kemudian mereka meminta uang sebesar Rp 300 juta agar media mereka tidak menyebarkan berita tersebut,” Terangnya.
Merasa ketakutan, Mrs. X pun kemudian menyanggupi permintaan para pelaku dan menyanggupi akan memberikan uang sebesar Rp 80 Juta.
Korban lalu meminta nomor rekening kemudian mentranfer uang sebesar Rp 15 Juta kepada salah satu pelaku, dan sisa kekuarangan rencannya akan diberikan keesokan harinya pada Rabu 12 Februari 2025 sekitar pukul 10.00 WIB.
Namun, karena merasa telah menjadi korban pemerasan, akhirnya Mrs. X melaporkan kasus tersebut ke Polisi.
Baca juga: Membuat Resah Warga, Belasan Pelajar SMP di Bantul Mendapat Pembinaan
Berdasar laporan dari korban, Polisi segera melakukan penyelidikan dan menganalisa rekaman CCTV di lokasi kejadian.
Tak butuh waktu lama, keenam pelaku akhirnya ditangkap pada 12 Februari 2025.
“Kami melakukan penyelidikan dan kami dapatkan keenam pelaku tersebut,” ungkapnya.
Kepada penyidik, para pelaku mengaku sudah sepekan berada di wilayah Sleman, D.I Yogyakarta. Mereka mendatangi beberapa hotel untuk memantau para tamu yang akan dijadikan korban.
Sasaran mereka adalah pasangan yang masuk hotel dan tidak memiliki hubungan suami istri.
“Jadi mereka memonitor tamu yang masuk atau keluar dari hotel itu siapa, kemudian dibuat video. Selanjutnya mereka mengikuti tamu yang telah menjadi targetnya, setelah mendapatkan alamatnya mereka mendatangi rumahnya.” terangnya.
Keenam pelaku ini mencari korban secara acak. Setelah melakukan pemantauan dan memiliki video para tamu, mereka kemudian mencari identitas dan alamat calon korbnya. Jika ternyata pasangan yang chek-in di hotel itu bukan pasangan suami istri maka akan fijadikan target pemerasan oleh kawanan penjahat itu.