NASIONAL, MAGELANG (FAKTA9.COM)_ _// Upaya menjaga kelestarian lingkungan perlu dilakukan secara berkesinambungan dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Berangkat dari semangat tersebut, KKN-T Kelompok 44 Universitas Alma Ata (UAA) melaksanakan program “LUBI (Lubang Biopori)” pada Minggu, (14/09/2025) di Posko KKN-T, Dusun Pule, Desa Tegalrandu, Magelang.
Baca Juga : Dukuh Kanigoro Dimutasi Sebagai Kamituwo
Dibawah arahan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Dr. Rusny Istiqomah Sujono, S.E., S.Y., M.A., mahasiswa menghadirkan kegiatan edukatif dan aplikatif yang berfokus pada pengelolaan sampah organik serta konservasi tanah. Program ini dirancang untuk memberikan pemahaman praktis kepada masyarakat mengenai pentingnya biopori sebagai solusi sederhana, namun berdampak besar bagi lingkungan.
Kegiatan LUBI diawali dengan sesi edukasi tentang manfaat biopori. Warga dijelaskan bagaimana sampah organik rumah tangga dapat dimanfaatkan kembali menjadi kompos yang menyuburkan tanah, sekaligus meningkatkan kapasitas tanah dalam menyerap air hujan.
Dengan demikian, biopori tidak hanya membantu mengurangi volume sampah, tetapi juga berperan dalam mencegah banjir serta menjaga kelembapan tanah.
Selanjutnya, mahasiswa mengajak warga untuk terlibat langsung melalui demonstrasi pembuatan lubang biopori.
Proses dimulai dari pengeboran tanah, pengisian sampah organik, hingga penutupannya dengan media khusus. Pendekatan partisipatif ini memberi kesempatan kepada masyarakat untuk memahami dan mempraktikkan teknik biopori secara mandiri di pekarangan rumah.
Sebagai penutup, kegiatan dilengkapi dengan pembagian media biopori kepada warga. Hal ini dimaksudkan agar praktik biopori dapat terus dilanjutkan dan dikembangkan secara berkesinambungan oleh masyarakat Desa Tegalrandu.
Antusiasme warga tampak jelas sepanjang kegiatan berlangsung. Mereka menyambut baik program ini, terlebih karena manfaatnya dapat langsung dirasakan dalam kehidupan sehari-hari.
“Melalui LUBI, kami ingin menegaskan bahwa sampah organik bukan sekadar limbah, melainkan sumber daya yang dapat memberi nilai tambah bagi tanah dan lingkungan.” Ungkap Ahmad Syifaul Umam, Selaku ketua KKN-T Kelompok 44 Universitas Alma Ata.
Terpisah, Amad Mudrik selaku Kepala Desa Tegalrandu mengatakan bahwa biopori merupakan inovasi kecil yang dapat menghadirkan perubahan besar apabila dilakukan secara konsisten.
“Jika masyarakat terbiasa menerapkan biopori, maka kita bukan hanya mengurangi permasalahan sampah organik, tetapi juga membangun lingkungan yang lebih subur, sehat, dan lestari.” Ucapnya.
Program LUBI di Desa Tegalrandu menjadi contoh nyata bahwa kepedulian lingkungan dapat dimulai dari langkah sederhana. Inisiatif mahasiswa UAA melalui KKN-T Kelompok 44 membuktikan bahwa kolaborasi antara dunia akademik, masyarakat, dan lingkungan dapat menghasilkan solusi praktis yang bermanfaat luas.
Baca Juga: Dua Orang Nelayan Selamat Dalam Peristiwa Laka Laut di Pantai Depok
Harapannya, semangat yang lahir dari program ini mampu menginspirasi desa-desa lain untuk menerapkan pengelolaan sampah organik berbasis masyarakat. Dari sebuah lubang kecil yang disebut biopori, lahir optimisme besar akan masa depan desa yang hijau, sehat, dan berdaya lingkungan.
Teaser:
Biopori, solusi cerdas dari mahasiswa UAA untuk mengubah sampah organik menjadi berkah bagi tanah dan lingkungan.
Author: KKN-T Kelompok 44 Universitas Alma Ata.