(FAKTA9.COM)___///Kenduri adalah sebuah tradisi yang sudah berjalan secara turun temurun khususnya di Wilayah Kabupaten Gunungkidul.
Sebutan kenduri tak sama di tiap wilayah. Ada yang menyebutnya selametan, genduren, walimahan, dan lain sebagainya.
Menurut penjelasan H. Arif Gunadi,S.Ag.,M.Pd.I, Sabtu (08/01/2022) jika kenduri merupan sebuah tradisi untuk mengungkapkan rasa syukur atas nikmat yang diberikan sang Pencipta, dengan cara melaksanakan ritual doa bersama dan membagikan makanan kepada masyarakat sekitar.
Baca Juga : Pentas Seni Jathilan Bubar Karena Belum Mengantongi Surat Ijin
“Ungkapan rasa syukur seseorang dengan membagikan shodaqoh berupa makanan terhadap warga di sekitar.” jelas mantan Kepala Kemenag Kabupaten Gunungkidul.
Biasanya dalam tradisi ini, disajikan tumpeng yang dikelilingi lauk pauk dan sayur-sayuran untuk ungkapan syukur, serta adanya ayam ingkung.
Tumpeng merupakan singkatan dari ‘yen metu kudu sing mempeng.’ Artinya, jika keluar harus dengan sungguh-sungguh. Dilengkapi tujuh atau pitu macam lauk-pauk yang dimaksudkan sebagai pitulungan berarti meminta pertolongan.
Ayam Ingkung memiliki arti mengayomi, diambil dari kata jinakung dalam Bahasa Jawa kuno dan manekung yang artinya memanjatkan doa.
“Filosofi tumpeng yang berbentuk kerucut itu adalah, untuk mendekatkan diri terhadap Tuhan.” ungkapnya.
Baca Juga : Bercita-cita Menjadi Dalang, Seorang Bocah Rutin Berlatih Dengan Menggunakan Wayang Kardus
Kemudian dalam kenduri juga dilakukan ritual doa bersama untuk mengucap syukur atas nikmat yang diberikan serta meminta keselamatan, kesehatan dan kemudahan dalam kehidupan. Kemudian makanan yang telah disajikan akan dibagi kepada warga sekitar.
Selain itu, tradisi kenduri juga merupakan sarana untuk tetap menjaga tali silaturahmi antar warga masyarakat.
Redaksi_fakta9.com