WONOSARI, (Fakta9.com)__//Saat ini, krisis toleransi sedang merambah mayoritas umat beragama. Hal ini dipicu adanya perbedaan pandangan yang disebabkan oleh kurangya rasa saling menghargai. Tentunya hal tersebut akan memicu potensi adanya jurang pemisah antar umat beragama.
Untuk mengantisipasi perpecahan dan perselisihan antar umat beragama khususnya di wilayah Gunungkidul, Pemeluk agama Buddha di Vihara Jhina Dharma Sradha, Padukuhan Siraman III, Kalurahan Siraman, Kapanewon Wonosari, Gunungkidul justru memiliki pemikiran yang luar biasa. Mereka menjadikan kebudayaan sebagai sarana untuk bisa bersosialisasi dan menjalin hubungan baik dengan masyarakat.
Baca Juga : Sejumlah Perwira Polres Gunungkidul Duduki Jabatan Baru
Setiap ada even, pemeluk agama Buddha di Vihara Jhina Dharma Sradha ini akan turut andil, dan berkolaborasi dengan masyarakat sekitar untuk menampilkan pementasan kesenian yang sudah menjadi agenda rutin mereka.
Selain itu, di Vihara tersebut juga disediakan aula-aula khusus yang digunakan sebagai tempat latihan berbagai macam kesenian seperti tari, karawitan, lukis, dsb yang juga bisa di gunakan oleh masyarakat sekitar.
Seperti disampaikan oleh Kepala Vihara Jhina Dharma Sradha, Bhante Badra Pallo Thera, bahwa minimnya rasa toleransi yang menjadi pemecah umat bergama itu salah satunya dipicu oleh kurangnya komunikasi dan sosialisasi antar manusia.
“Sebetulnya semua agama itu ajarannya baik. Hanya saja, pemikiran kita sebagai manusia yang terkadang merasa paling benar menjadi pemicu timbulnya rasa kurang menghargai.” Ungkapnya.
Untuk mengantisipasi hal ini, Bhante Badra Pallo Thera berpendapat jika kebudayaan merupakan salah satu hal penting yang perlu dijaga dan lestarikan. Karena, dengan melestraikan seni dan budaya, dapat menyambung tali silaturahmi dengan masyarakat.
Baca juga: Sandiaga Uno Tanda Tangani Prasasti di Nglanggeran
“Setidaknya dengan berkesenian kita bisa srawung dengan masyarakat sekitar. Sehingga kita saling mengenal dan tau karakter satu sama lain, yang menjadikan pemikiran kita bisa lebih luas dan terbuka.” tuturnya
Vihara Jhina Dharma Sradha ini, disamping menjadi tempat ibadah, Namun juga digunakan sebagai tempat untuk mengembangkan bakat dan potensi sekitar 50 anak yang bermukim di vihara maupun anak-anak di sekitar wilayah tersebut.
Penulis: Luthfi Nurul Ikhsan, Mahasiswa STIYO Yogyakarta