(Fakta9.com)__//Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengkubuwono X bakal mempertimbangkan opsi lockdown total untuk atasi penyebaran Covid-19. Pasalnya kasus positif Covid-19 masih terus meningkat selama sepekan terakhir.
Mengutip dari laman humas Jogja, Sri Sultan menyatakan bahwa lockdown merupakan pilihan terakhir untuk menekan kasus Covid-19, mengingat saat ini DIY telah menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berskala mikro, dalam membatasi mobilitas warga di tingkat RT, RW dan padukuhan.
Baca Juga: Sebagai Upaya PemulihanPsikologi Warga, Polsek Playen Laksanakan Giat Out Bond
“Kita sudah melakukan kontrol di RT RW, namun kalau gagal, arep ngopo meneh (mau apa lagi). Kita belum tentu bisa cari jalan keluar, yo satu-satunya cara ya lockdown total.” Jelasnya.
Sri Sultan turut menyinggung terkait isi Instruksi Gebernur (Ingub) yang dikeluarkan oleh dirinya, yakni terkait izin acara di tengah kebijakan PPKM Mikro harus berdasarkan Kapanewon.
“Dalam penyelenggaraan aktivitas masyarakat, keputusan tidak cukup di kelurahan tapi harus sampai kapanewon (camat),” kata Sultan.
Ia berharap, penerapan lockdown dapat memperketat pengawasan serta membatasi mobilitas warga.
Selain hal itu, alasan lain untuk menerapkan lockdown adalah persentase pemakaian tempat tidur di rumah sakit atau Bed Occupancy Rate (BOR) saat ini sudah mencapai 75 persen.
“(BOR) Kita kemarin 36 sekian persen, sekarang sudah 75 persen hanya dalam waktu satu minggu. Di atas 500 terus begini kan tidak mungkin,” ungkap Ngarsa Dalem.
Di sisi lain, Ngarsa Dalem akan berkoordinasi dengan Kabupaten/Kota untuk menyediakan tempat karantina.
Baca Juga: Mutasi dan Promosi Bergulir Kantor Kementrian Agama Kabupaten Gunungkidul Miliki Pimpinan Anyar
“Karantina harus diperketat. Sekarang pilihannya mau disiplin atau nggak, kalau nggak ya lockdown saja,” tutup Ngarsa Dalem.