Jumat, November 22, 2024
spot_imgspot_img
Advertisementspot_img

FAKTA TERBARU

Harkitnas 2021: “Bangkit!! Kita Bangsa yang Tangguh.”

Advertisementspot_img

(Fakta9.com)__//Kamis, 20 Mei 2021 ini merupakan peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang ke-113 dengan tema adalah “Bangkit! Kita Bangsa yang Tangguh!”.

Tema ini mengingatkan bahwa semangat Kebangkitan Nasional dapat mengajarkan kita untuk selalu optimis dalam menghadapi masa depan.

Lantas, seperti apa sejarah singkat lahirnya Hari Kebangkitan Nasional??

Dihimpun dari berbagai sumber, bahwa Hari Kebangkitan Nasional diambil dari tanggal lahirnya organisasi Boedi Oetomo yang didirikan oleh Dr Sutomo dan para mahasiswa School tot Opleiding van Indische Artsen atau STOVIA pada 20 Mei 1908.

Baca Juga : Kepala Kemenag Kabupaten Gunungkidul, Menggelar Pentas Wayang Kulit di Bangsal Sewokoprojo.

Sejak saat itu, Indonesia memasuki masa pergerakan nasional, dimana Dr.Sutomo beserta kawan-kawannya ingin mendirikan sebuah organisasi yang bergerak di bidang sosial, ekonomi, dan budaya.

Keinginan itu berdasarkan dari gagasan dr.Wahidin Sudirohusodo yang ingin meningkatkan martabat rakyat dan bangsa Indonesia.

Kehadirannya sebagai organisasi pertama membuat Budi Utomo menjadi pelopor bagi gerakan kebangsaan di Indonesia. Kehadiran Budi Utomo itu kemudian disusul dengan berdirinya organisasi-organisasi yang lain, seperti Sarekat Islam, Indische Partij, Muhammadiyah dan beberapa organisasi pemuda dan pergerakan lainnya.

Kemudian, di Istana Kepresidenan Yogyakarta, Ir. Soekarno menetapkan lahirnya organisasi Boedi Utomo sebagai Hari Kebangkitan Nasional pada 20 Mei 1948, Penetapan tersebut kemudian diperkuat dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 1 Tahun 1985 tentang Penyelenggaraan Peringatan Hari Kebangkitan Nasional.

Berikut profil 4 tokoh pelopor Hari Kebangkitan Nasional:

1. dr. Sutomo

dr. Soetomo lahir di Ngepeh, Loceret, Nganjuk, Jawa Timur, pada 30 Juli 1888. Pria bernama asli Subroto tersebut merupakan masiswa sekolah dokter STOVIA, yang menjadi salah satu pendiri Boedi Oetomo. Setelah lulus dari STOVIA, ia pernah bertugas sebagai dokter di Malang, Jawa Timur. Setelah itu, ia kembali melanjutkan pendidikannya di Belanda tahun 1919.

Selain mendirikan Boedi Oetomo, dr. Soetomo juga turut membuat organisasi Indonesische Studie Club (ISC), yang kemudian berganti nama menjadi Persatuan Bangsa Indonesia (PBI). Dari organisasi tersebut, ia berhasil membangun bank kredit, sekolah tenun, hingga koperasi.

2. dr. Tjipto Mangoenkoesoemo

Selain dr. Soetomo, dr. Tjipto Mangoenkoesoemo juga menjadi pelopor Hari Kebangkitan Nasional. Lahir di Pecangaan, Jepara, Jawa Tengah, 1886, ia turut menjadi anggota Tiga Serangkai bersama Ernest Douwes Dekker dan Ki Hajar Dewantara.

Pada 8 Maret 1943, ia mengembuskan napas terakhirnya di Jakarta. Namanya pun diabadikan dan diangkat sebagai pahlawan nasional melalui Surat Keputusan Presiden No. 109/TK/1964, pada tanggal 2 Mei 1964.

3. Ki Hajar Dewantara

Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau Ki Hajar Dewantara, juga merupakan sosok penting di balik Hari Kebangkitan Nasional. Sama seperti dr. Tjipto Mangoenkoesoemo dan dr. Sutomo, anggota Tiga Serangkai tersebut juga menjadi pendiri organisasi Boedi Oetomo.

Baca Juga: Pelaksanaan Tradisi Nyadran di Kalurahan Sidoharjo Dilaksanakan Sesuai Protokol Kesehatan

Atas pengabdiannya kepada Tanah Air, tanggal lahir Ki Hajar Dewantara kini dijadikan sebagai peringatan Hari Pendidikan Nasional. Selain itu, ia juga turut dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Soekarno. Keputusan tersebut juga telah tertuang pada Surat Keppres RI no. 305 tahun 1959, tanggal 28 November 1959.

4. dr. Douwes Dekker

Dr. Douwes Dekker, juga menjadi anggota Tiga Serangkai yang turut membangun organisasi Boedi Oetomo. Bernama lengkap Ernest François Eugène Douwes Dekker, ia lahir di Pasuruan, Jawa Timur, 8 Oktober 1879. Ia merupakan anak dari warga Belanda yang memiliki keturunan Indonesia.

Pada tahun 1912, ia juga mendirikan Partai bernama Indische Partij. Partai tersebut ia dirikan bersama dr. Tjipto Mangoenkoesoemo dan Suwardi Suryaningrat. Meski memiliki darah Belanda, Douwes Dekker juga ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.


Redaksi_Fakta9

Advertisementspot_img
Advertisementspot_img

FAKTA TERBARU

Advertisementspot_img
Advertisementspot_img
Advertisementspot_img

BACA JUGA