GUNUNGKIDUL ( fakta9.com )_ _// Pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidul kucurkan dana Rp 5 Miliar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ( APBD ) tahun 2022 untuk ‘Branding Daerah’ guna pencapaian visi misi Bupati Gunungkidul.
Branding daerah yang dimaksud adalah membuat julukan yang bertujuan memberikan identitas kota sesuai dengan keadaan daerah tersebut.
Penjulukan ini secara khusus membuat suatu daerah dapat dikenal oleh masyarakat secara luas dan menciptakan citra terhadap wilayah tersebut. Sehingga jelas secara positif dapat menarik kunjungan wisatawan.
Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Diskominfo Gunungkidul, Asar Janjang Riyanti menjelaskan bahwa branding itu berkonsep pemasaran dan pembangunan daerah.
Baca Juga : GFA Gunungkidul, Wakili DIY Dalam Kejuaraan Nasional di Semarang
Tujuan bila memakai konteks marketing bahwa kita ingin memberikan kepuasan kepada para pelanggan, sehingga secara timbal balik masyarakat pelanggan bisa berkontribusi membangun daerah melalui beragam aktifitas ekonomi, kususnya pencapaian tiga program unggulan Bupati yaitu pariwisata, investasi, dan ekonomi kerakyatan.
Pihaknya juga berusaha untuk mengintregasikan pembentukan branding pembangunan daerah dengan cara dalam kegiatan pemasaran daerah secara umum dan komunikasi publik.
“Jadi kami juga berusaha mengemplementasikan program pemerintah Kabupaten Gunungkidul melalui pengautan konsulidasi dan kerjasama lintas sektor,” Terangya, Jumat,( 21/01/2022)
Asar Janjang melanjutkan nantinya anggaran tersebut juga akan di gunakan untuk aktifitas beberapa sub- kegiatan yang memiliki kaitan erat dengan pemasaran dan branding, diantaranya publikasi lewat media sosial dan pengadaan perangkat Vidiotron yang di intregasikan dengan digital signage yang dipasang di beberapa titik titik tertentu.
“Untuk pengadaan barang jasa dimungkinkan di lelangkan, namun kita juga belum tahu bagaimana mekanismenya karena masih dalam perencanaan sehingga masih perlu di kaji lebih lanjut supaya bisa tercapai kualitas yang bagus,” Tuturnya.
Terpisah Akademisi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Dr. Antonios Budi Susilo, SE.,M.Soc.Sc,. mengatakan branding memang sangat diperlukan karena menampilkan identitas budaya, daya gerak, daya ubah masyarkat Gunungkidul untuk mecapai tujuan kesejahteraan.
“Mengenai branding, ada dua perspektif yang berkembang dalam praktiknya.” Jelasnya.
Yang pertama, brending direduksi sebagai usaha marketing. Ini merupakan bentuk mengenalkan produk pengetahuan kepada masyarakat luas (product marketing), misalnya produk dan destinasi wisata, produk UMKM, produk seni dan pertunjukkan.
“Orientasinya membuat Gunungkidul ‘layak dijual’. ” terangnya.
Yang kedua adalah menampilkan identitas kultural yang membuat daerah punya pengaruh simbolik pada masyakat luas. Oleh karena itu, branding bukan marketing.
Baca Juga: Sempat Menghilang, DPO Kasus Pencurian dan Penggelapan Berhasil Diringkus Tim Kejari Gunungkidul
Dilanjutkan oleh Dr. Antonius Budi Susila bahwa branding harus ikonik dan mencerminkan nilai-nilai “unggul” yang dimiliki, dihidupi, dan diyakini masyarakat daerah tersebut, seperti: berani, tangguh, mandiri, tanpa menyerah, kemudian bagaimana identitas kultural tersebut direkonstruksi dan dikuatkan kembali.
“Pada intinya kalau branding harus mangangkat kultur Gunungkidul, tidak langsung produk.” Tegasnya.
Akademisi kelahiran Gunungkidul tersebut berpendapat, jika branding jangan hanya dipahami sebagai sekedar marketing. Namun lebih dalam dalam menemukan jati diri serta identitas wilayah.
Danar_Fakta9.com