GUNUNNGKIDUL, DIY (FAKTA9.COM)_ _//-Masyarakat di Padukuhan Kepek 1, Banyusoco, Playen, Gunungkidul mendapat bantuan Konstruksi Sarana, dan Utilitas Umum (PSU) pada kawasan pemukiman dari Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Dan Energi Sumber Daya Mineral (DPUPESDM) Daerah Istimewa Yogyakarta berupa satu paket jalan rabat beton.
Namun pekerjaan konstruksi senilai sekitar Rp 173,33 Juta yang dikerjakan oleh CV. Sumber Mulyo itu hasilnya dianggap tidak memuaskan oleh masyarakat.
Seperti disampaikan oleh Dukuh Kepek 1, Muryanto, jika pekerjaan yang merupakan aspirasi dari wakil rakyat ini sudah mengalami kerusakan padahal belum seumur jagung.
Baca juga : Tingkatkan Mutu Lulusan, SMK Giri Handayani Bekali Siswa Dengan Soft Skill
“Ini hasilnya sudah pecah – pecah, padahal juga belum digunakan.” Ucapnya, Selasa (20/08/2024) siang.
Muryanto menyebut jika setelah selesai digarap, jalan itu yang dirabat beton itu ditutup selama kurang lebih satu bulan, dengan harapan hasilnya akan lebih bagus.
Tapi ternyata malah sebaliknya, baru hitungan hari, hasil pekerjaan justru sudah nampak rusak. Namun hingga saat ini juga tidak ada perbaikan sama sekali.
“Setelah pengecoran selang tiga hari sudah nampak pecahnya mas.” Ujarnya.
Bahkan menurut Dukuh Kepek 1, hasil panjang pekerjaan rabat beton di wilayahnya itu tidak sesuai dengan yang disosialisasikan sebelumnya.
“Dulu itu saat sosialisasi katanya 306 meter, dan saat ini (hasilnya) hanya 265 meter.” Imbuhnya.
Saat dikonfirmasi secara terpisah, tim pelaksana proyek pekerjaan rabat beton dari CV. Sumber Mulyo, Lukman Aprizal menjanjikan akan segera menanggapi keluhan masyarakat Kepek 1, Banyusoco.
“Kemarin kita sudah survey ke sana bareng pimpinan, terkait hal yang retak itu akan diperbaiki. Kita sudah kasih tanda pas pada saat survey kemaren, kita juga sudah komunikasi dengan ketua LPMK karna ini masih dalam tahap pekerjaan kita bertanggung jawab untuk itu semua pak.” Ujarnya.
Baca juga : Dibangun Dengan Anggaran Rp 3,2 Milyar, Pemerintah Kapanewon Tanjungsari Memiliki Gedung Baru
Menurutnya keretaka itu disebabkan adanya dehidrasi terhadap betonnya, karena faktor cuaca.
Sementara terkait adanya dugaan pengurangan beton dalam proyek tersebut menurut Lukman, sudah disosialisasikan sebelumnya.
“Untuk panjang itu ada pengurangan dan penambahan volume dari rencana. Konsultan, Dinas, pak Dukuh pun sudah mengetahui.” Imbuhnya.