GUNUNGKIDUL, DIY (FAKTA9.COM)_ _// Pemerintah Kabupaten Gunungkidul mencatat tren penurunan angka kemiskinan dalam lima tahun terakhir.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan menurun dari 17,07% pada 2020 menjadi 15,18% pada 2024. Penurunan angka kemiskinan di tahun 2024 dibandingkan tahun 2023 terbesar di DIY yaitu 0,42%.
Namun demikian, angka kemiskinan di Gunungkidul tidak dipungkiri masih di atas rata-rata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebesar 10,83% dan Nasional sebesar 9,03,%.
Baca Juga : Ratusan Sopir Truk Gruduk Kantor Dinas Perhubungan Kabupaten Gunungkidul
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Gunungkidul, Arif Aldian dalam Evaluasi Tahun 2024 dan rencana aksi penanggulangan kemiskinan Kabupaten Gunungkidul Tahun 2025 yang dilaksanalan bersama OPD, Kapanewon dan BUMD di Ruang Handayani Setda Gunungkidul, Kamis (19/06/2025).
Dalam forum ini, Arif Aldian menekankan pentingnya konsistensi, integrasi program, serta kolaborasi multipihak dalam percepatan penanggulangan kemiskinan, khususnya menuju target penurunan kemiskinan ekstrem.
“Isu kemiskinan tidak bisa diselesaikan hanya oleh satu institusi. Kita membutuhkan sinergi antara Pemerintah, Dunia Usaha, Perguruan Tinggi, serta masyarakat sipil untuk mencapai target penghapusan kemiskinan ekstrem secara berkelanjutan.” Ucapnya.
Pihaknya menerangkan tahun 2025, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul mengalokasikan anggaran sebesar Rp 217,1 miliar untuk 51 program dan 148 subkegiatan yang tersebar di 20 Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Program-program ini tertuang dalam Rencana Aksi Tahunan (RAT) Penanggulangan Kemiskinan.
Beberapa program prioritas antara lain pembangunan jamban sehat dan septik tank aman, bantuan rumah tidak layak huni (RTLH), instalasi air minum bagi keluarga miskin, subsidi iuran BPJS bagi masyarakat tidak mampu, bantuan sosial permakanan, hingga beasiswa dan pelatihan kerja bagi UMKM dan pencari kerja.
“Upaya ini juga dilandasi oleh data yang kuat, hasil verifikasi dan validasi DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial), serta kerja sama dengan Kementerian Koordinator PMK, CSR swasta, hingga KKN tematik dari perguruan tinggi.” Paparnya.
Menurut Arif, Kabupaten Gunungkidul menetapkan tujuh kapanewon sebagai wilayah prioritas penanggulangan kemiskinan 2025, yaitu Gedangsari, Saptosari, Playen, Semin, Ponjong, Tepus, dan Rongkop. Penetapan ini merujuk pada delapan indikator, mulai dari jumlah penduduk miskin, Kalurahan rawan pangan, rumah tidak layak huni (RTLH), hingga akses sanitasi dan listrik.
“Penanganan di wilayah prioritas dilakukan lebih intensif, berbasis data desil 1, sehingga intervensi menjadi lebih terarah dan berdampak langsung.” Ungkapnya.
Selain itu, pendekatan inovatif seperti gerakan Menu Bakwan Mekari (mendorong solidaritas sosial dengan berbagi sarapan untuk lansia) dan penyandang disabilitas terlantar, menjadi contoh gerakan sosial yang diberi dukungan penuh pemerintah daerah.
“Kami ingin menumbuhkan semangat gotong royong di tengah masyarakat. Pemerintah memfasilitasi, tetapi inisiatif sosial juga harus tumbuh dari bawah.” Terangnya.
Meski banyak capaian, tantangan masih membayangi, mulai dari keterbatasan fiskal daerah hingga ketimpangan infrastruktur antar kecamatan. Untuk itu, ke depan, Bappeda menyiapkan strategi berkelanjutan berbasis data, monitoring ketat, serta integrasi lintas sektor.
“Kami optimistis, dengan kerja keras bersama, angka kemiskinan dapat ditekan secara signifikan. Target kami tidak hanya mengurangi kemiskinan secara kuantitatif, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat Gunungkidul.” Imbuh Arif.
Baca Juga : Satu Bangunan Rumah Hangus Dilalap Jago Merah
Sementara itu, Wakil Bupati Gunungkidul, Joko Parwoto mengatakan jika keberhasilan penanggulangan kemiskinan tidak bisa hanya diukur dari jumlah program yang diluncurkan atau besar anggaran yang digelontorkan. Yang paling penting adalah program tersebut tepat sasaran, berdampak nyata, dan mampu mengangkat martabat hidup masyarakat miskin.
“Penanggulangan kemiskinan bukan sekadar program yang kita jalankan setiap tahun namun merupakan komitmen kita bersama untuk memastikan tidak ada satu pun warga Gunungkidul yang tertinggal dalam proses pembangunan yang kita laksanakan.” Tandasnya.