Gunungkidul (fakta9.com)_ _ Berbagai tempat di penjuru Kabupaten Gunungkidul tentu tak lepas dari yang namanya sejarah atau asal usul. Salah satunya yang menarik untuk dikunjungi dan syarat akan nilai sejarah perjuangan adalah petilasan Samber Nyowo yang berlokasi di Gunung Gambar Ngawen.
Sebelum namanya dikenal dengan sebutan Gunung Gambar di era pecahnya Majapahit di masa Brawijaya 5 namanya adalah Gunung Gempor.
Kemudian ketika sekelompok pasukan yang menamakan dirinya kelompok Alap-alap Samber Nyowo yang dipimpin oleh Raden Mas Sahid tempat tersebut digunakan untuk markas pelarian atau bersembunyi sekaligus mempetakan dan mengatur strategi kapan akan menyerang penjajah Belanda maka dinamakanlah Gunung Gambar ( tempat menggambar).
Baca Juga: Pemuda, Medsos dan Pemilihan Umum Serentak Lurah Desa di Kabupaten GunungKidul
Pasukan Samber Nyowo waktu itu sangat terkenal dengan sumpahnya yaitu “Tijitibeh” ( mati siji mati kabeh mukti siji mukti kabeh/ mati satu mati semua mulia satu mulia semua). Mereka punya komitmen jika tidak akan mencari harta maupun tahta maka ketika penjajah berhasil ditaklukan serta gejolak sudah mereda dan Raden Sahid kembali ke Surakarta kemudian dinobatkan menjadi Raja di Mangkunegaran, pasukan Alap-alap Samber Nyowo membubarkan diri atau kembali ke tempatnya masing-masing.
Salah seorang warga Gunung Gambar yaitu Purno Jayusman menceritakan jika di malam-malam tertentu banyak wisatawan yang berasal dari beberapa daerah seperti Cirebon, Solo,Jawa Timur dll.
” Kalo wisatawan kebanyakan melakukan ritual pada malam hari di petilasan yang namanya ngekong yaitu batu yang berbentuk bokong/ pantat untuk tempat duduk bersemedi, tapi sebenarnya itu adalah peninggalan tempat bertapanya Gading Mas yaitu era sebelum Samber Nyowo” ujarnnya
Baca Juga: Kebudayaan Sebagai Sarana Pemersatu Umat Beragama
Di tempat ini setiap tahun antara bulan Juni/Juli selalu dilakukan agenda tahunan nyadran yaitu wujud rasa syukur kepada Sang Pencipta dengan hasil pertanian warga setempat, Wisatawan bisa menyaksikan Kirab dan pementasan budaya lokal seperti wayang kulit dan jathilan.
Fitri_fakta9.com