GUNUNGKIDUL, DIY (FAKTA9.COM)__// Warga Kalurahan Logandeng, Playen, Gunungkidul digemparkan dengan penggerebegan dua lelaki yang diduga memiliki hubungan menyimpang (hubungan sesama jenis).
Berdasar informasi yang berhasil dihimpun, awalnyan warga curiga melihat kedekatan antara seorang pemuda berinisial DR (31) dan salah satu tokoh agama setempat berinisial MN (50).
Baca Juga : Truk Bermuatan Bibit Cabai Terguling di Jalan Jogja-Wonosari
Keduanya sering terlihat bersama, bahkan ketika malam hari DR beberapa kali kepergok warga berkunjung tengah malam kerumah MN, dan pulang saat menjelang pagi.
Kecurigaan itu dikuatkan dengan kebiasaan DR yang selama ini dinilai memiliki perilaku feminim. Sedangkan MN sudah beberapa tahun ini menduda.
Warga yang sudah mulai resah dengan hubungan keduanya pun kemudian melakukan pengintaian pada Jum’ at (22/08/2025). Benar saja saat itu DR sekitar pukul 22.30 WIB berkunjung ke rumah MN yang rumahnya saat itu dalam keadaan sepi.
Ditunggu cukup lama, barulah sekitar pukul 04.00 WIB (Rabu 23 Agustus 2025) DR, baru keluar dari rumah MN.
“Warga yang sudah tersulut emosi karena merasa resah akhirnya mendatangi keduanya, dan melakukan interogasi.” Ucap salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.
Namun saat diinterogasi kedua terduga pelaku tidak mengakui jika memiliki hubungan yang menyimpang.
Puncaknya, pada Minggu (24/08/2025) warga yang sudah merasa resah pun mengajak DR dan MN untuk sidang mediasi di Kantor Kalurahan Logandeng.
“Keduanya akhirnya tadi malam disidang di kantor kalurahan, oleh sejumlah warga dan tokoh masyarakat.” Terangnya.
Karena tidak menemukan cukup bukti atas dugaan pelanggaran norma masyarakat maupun norma agama yang telah menimbulkan keresahan itu, warga meminta DR dan MN membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatannya.
“Akhirnya membuat surat pernyataan yang ditanda tangani di atas materai untuk tidak mengulang perbuatan yang meresahkan warga, dan harus meminta maaf kepada warga masyarakat.” Tegasnya.
Baca Juga : Diduga Terlilit Banyak Hutang, Kepala Rumah Tangga Akhiri Hidupnya Dengan Cara Gantung Diri
Terhadap DR yang selama ini dinilai sebagai lelaki feminim, warga juga meminta kepada pihak keluarga maupun yang bersangkutan menjalani terapy/pengobatan sihingga kelak dapat bersikap layaknya lelaki normal pada umumnya sehingga tidak menimbulkan perspektif negatif di masyarakat.