Kamis, April 25, 2024
spot_imgspot_img

FAKTA TERBARU

Bahaya Penyakit Hepatitis B dan Cara Pencegahannya

Advertisementspot_imgspot_img
Advertisementspot_imgspot_img
Advertisementspot_imgspot_img
Advertisementspot_imgspot_img
Advertisementspot_imgspot_img
Advertisementspot_imgspot_img
Advertisementspot_imgspot_img
Advertisementspot_imgspot_img
Advertisementspot_imgspot_img

GUNUNGKIDUL, (Fakta9.com)__//- Hepatitis B adalah peradangan pada organ hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Virus ini dapat menular melalui hubungan seksual atau berbagi jarum suntik.

Infeksi hepatitis B umumnya tidak bertahan lama dalam tubuh penderita dan dapat sembuh dengan sendirinya tanpa diobati. Kondisi ini disebut infeksi hepatitis akut atau hepatitis B akut. Namun, infeksi hepatitis B juga bisa menetap dan bertahan dalam tubuh seseorang atau menjadi kronis.

Hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Virus ini terdapat dalam darah atau cairan tubuh penderita, seperti sperma dan cairan vagina.


Baca Juga : Berikut Beberapa Penyakit yang Muncul Setelah Lebaran


Hepatitis B yang bersifat kronis berisiko menyebabkan komplikasi penyaki hati yang serius. Ada beberapa komplikasi yang dapat muncul, yaitu:

  1. Sirosis
    Infeksi hepatitis B dapat menyebabkan peradangan yang memicu terbentuknya jaringan parut pada organ hati (sirosis).
  2. Kanker hati
    Infeksi hepatitis B kronis yang tidak segera ditangani dapat memicu kemunculan sel kanker yang dapat berkembang menjadi kanker hati.
  3. Gagal hati
    Gagal hati terjadi ketika infeksi hepatitis B telah menyebabkan kerusakan hebat pada organ hati sehingga hati tidak lagi bisa berfungsi.

Hepatitis B akut juga dapat menyebabkan komplikasi, meskipun jarang terjadi. Komplikasi muncul ketika infeksi hepatitis B akut memicu sistem imun untuk menyerang organ hati.

Gangguan sistem imun ini dapat menyebabkan kerusakan hati sehingga membahayakan nyawa penderitanya.

Virus hepatitis B dapat menular melalui hubungan seksual, baik secara vaginal, anal, maupun oral. Di samping itu, berbagi alat cukur, sikat gigi, atau jarum suntik yang telah terkontaminasi darah penderita, dapat meningkatkan risiko tertular penyakit ini.

Hepatitis B juga dapat menular melalui kontak langsung dengan darah atau luka terbuka dari penderita, atau tindakan membuat tato dan tindikan dengan alat yang tidak steril. Virus ini tidak dapat menular melalui ciuman, percikan liur ketika batuk atau bersin, berbagi alat makan, atau dari ibu yang menyusui anaknya.

Hepatitis B sering kali tidak menimbulkan gejala. Oleh sebab itu, penderita sering tidak menyadari bahwa ia telah terinfeksi virus hepatitis B. Akibatnya, penderita dapat menularkan penyakit ini tanpa disengaja.

Meskipun sebagian besar tidak mengalami gejala, beberapa penderita hepatitis B akut dapat merasakan gejala. Gejala umumnya muncul 1–5 bulan setelah tertular hepatitis B.

Gejala hepatitis B tersebut antara lain:

  1. Demam
  2. Nyeri otot dan sendi
  3. Sakit kepala
  4. Mual dan muntah
  5. Lemas
  6. Hilang nafsu makan
  7. Perut kembung
  8. Diare
  9. Kulit dan bagian putih mata (sklera) berwarna kuning
  10. Urine berwarna gelap

Langkah utama untuk mencegah hepatitis B adalah melalui vaksinasi hepatitis B. Pada bayi, vaksinasi hepatitis B dilakukan sebanyak 4 kali. Dosis pertama diberikan setidaknya 12 jam setelah bayi lahir, kemudian dosis lanjutan diberikan berurutan di usia 2, 3, dan 4 bulan.

Selain itu, terdapat beberapa langkah lain untuk mencegah hepatitis B, yaitu:


Baca Juga : Manfaat dan Efek Samping Mengonsumsi Sambiloto


  1. Jaga kebersihan tubuh dengan rutin mencuci tangan, terutama sebelum makan atau setelah beraktivitas di luar ruangan.
  2. Pastikan Anda dan pasangan telah menjalani pemeriksaan dan terbebas dari hepatitis B sebelum melakukan hubungan seksual.
  3. Gunakan kondom setiap hendak berhubungan seksual.
  4. Hindari penyalahgunaan NAPZA atau berbagi penggunaan jarum suntik.
  5. Hindari juga berbagi penggunaan alat cukur, sikat gigi, atau gunting kuku dengan orang lain.
  6. Bagi petugas medis, gunakan sarung tangan saat menangani pasien hepatitis B dan hindari kontak langsung dengan darah pasien.

Jika berencana membuat tindikan atau tato, pastikan jarum atau peralatan yang digunakan sudah steril.


 

Advertisementspot_img
Advertisementspot_img
Advertisementspot_img
Advertisementspot_img
Advertisementspot_img
Advertisementspot_img
Advertisementspot_img
Advertisementspot_img
Advertisementspot_img
Advertisementspot_img
Advertisementspot_img
Advertisementspot_img
Advertisementspot_img
Advertisementspot_img

FAKTA TERBARU

Advertisementspot_img

BACA JUGA